home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Sub Menu 1
Sub Menu 2
Sub Menu 3
Sub Menu 4
Sub Menu 5
Sambil Ngabuburit, BDK Yogyakarta Gelar Open Class “Ngabubu-write: Serba-serbi Menulis Jurnal”
Balai Diklat Keuangan Yogyakarta
Senin, 27 Mei 2019 08:55 WIB
[Yogyakarta] 27 Mei 2019. Di penghujung bulan puasa menjelang memasuki libur panjang Hari Raya Idul Fitri, Balai Diklat Keuangan (BDK) Yogyakarta kembali menyelenggarakan kegiatan open class. Kegiatan open class yang berlangsung hari ini Senin, 27 Mei 2019 tersebut mengambil tema “Ngabubu-write: Serba-serbi Menulis Jurnal”.
Kegiatan open class tersebut terbuka untuk umum dan hal tersebut terlihat dari beragamnya peserta yang hadir. Dua puluh delapan peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, widyaiswara, dan juga para pegawai dan pejabat struktural di lingkungan BDK Yogyakarta. Narasumber pada kegiatan tersebut adalah Agus Suharsono, salah satu widyaiswara BDK Yogyakarta yang telah malang melintang dalam dunia penulisan. Beberapa tulisannya telah dimuat dalam berbagai jurnal.
Open class dibuka secara resmi oleh Kepala Seksi Penyelenggaraan BDK Yogyakarta, Casuri. Dalam sambutannya ketika membuka kegiatan tersebut Casuri menyampaikan bahwa kegiatan open class tersebut terbuka bagi siapapun yang memiliki minat terkait dengan tema open class, yaitu penulisan di sebuah jurnal.
“Kegiatan ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi yang diberikan kepada Balai Diklat Keuangan yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat. Terkait dengan tema open class hari ini yaitu serba serbi penulisan di jurnal ilmiah, Kami berharap Bapak/ibu para peserta dapat mengikuti dengan baik dan mampu mengembangkannya sehingga nantinya Bapak/ibu mampu menghasilkan tulisan yang dimuat pada sebuah jurnal ilmiah”, ucap Casuri.
Selanjutnya Casuri menyampaikan beberapa manfaat mengikuti kegiatan tersebut bagi para peserta yang hadir dari berbagai kalangan.
“Bagi para mahasiswa acara ini sangat bermanfaat karena sangat membantu dalam pencarian referensi dalam pembuatan skripsi. Sedangkan bagi Bapak/ibu para widyaiswara sangat membantu dalam hal peminatan pembuatan karya tulis ilmiah. Sementara bagi Bapak/ibu para pegawai struktural juga penting karena sekarang pemikiran-pemikiran para intelektual, pegawai, atau para Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa diukur dengan tulisannya. Pemikiran yang disampaikan secara verbal kadang-kadang terlupakan atau hilang karena tidak dituangkan dalam tulisan” tambah Casuri.
Setelah dibuka secara resmi, acara dilanjutkan dengan paparan oleh narasumber. Agus Suharsono, atau biasa dipanggil Gushar, mengawali paparannya dengan menjelaskan mengenai tema open class.
“Bapak/ibu mungkin bertanya, koq temanya ngabubu-write? Tema ini diambil berkaitan dengan aktivitas yang biasa dilakukan pada bulan puasa yaitu aktivitas menunggu buka puasa yang terkenal dengan istilah Ngabuburit. Istilah tersebut kemudian diganti dengan “ngabubu-write” selain untuk menyesuaikan dengan tema juga agar terlihat kekinian dan mudah diingat”, jelas Gushar.
Dengan nada bercanda Gushar menjelaskan bahwa kegiatan penulisan ilmiah di Indonesia kurang begitu dihargai jika dibandingkan dengan kegiatan lain.
“Kalau saya bandingkan dengan fotografi, menulis terasa kurang dihargai. Buktinya hadiah untuk perlombaan menulis biasanya jumlahnya lebih sedikit dibanding hadiah lomba fotografi. Ini yang mungkin membuat seseorang enggan dan tidak senang untuk menulis. Hal tersebut ditambah terdapatnya kondisi bahwa dalam beberapa jurnal, kalau tulisan kita ingin dimuat maka kita harus membayar. Penulis ini sudah susah-susah menulis, eh begitu mau dimasukkan ke dalam jurnal masih harus membayar” kata Gushar setengah bercanda.
Lebih lanjut Gushar menjelaskan bahwa menulis untuk dimuat dalam sebuah jurnal ilmiah ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Penolakan oleh pengelola jurnal adalah hal yang biasa.
“Saya sendiri sudah beberapa mengalami penolakan. Ini perlu saya sampaikan. Karena apa? Karena saya khawatir Bapak/Ibu ditolak sekali kemudian jadi “mutung”. Bapak/ibu, ditolak di jurnal itu adalah hal yang lumrah. Ada beberapa hal yang menjadikan tulisan kita ditolak, di antaranya adalah karena kajian yang kita lakukan pada tulisan tersebut tidak sesuai dengan kebijakan jurnal. Jadi bukan karena tulisan kita yang jelek” jelas Gushar.
Pada kegiatan open class tersebut, para peserta diberikan berbagai pengetahuan tentang bagaimana menentukan tema karya tulis, bagaimana memilih jurnal sesuai dengan tema karya tulis yang akan ditulis, bagaimana melakukan registrasi ke jurnal yang dipilih, serta bagaimana mencari referensi untuk karya tulis melalui berbagai sumber online. Kegiatan open class berlangsung selama kurang lebih 2 jam dari pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.00 WIB.
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik