home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Sub Menu 1
Sub Menu 2
Sub Menu 3
Sub Menu 4
Sub Menu 5
Kakanwil DJKN Jateng dan DIY: Kementerian Keuangan Harus Bisa Menjadi Contoh Dan Harus Berani Menjadi Role Model
Balai Diklat Keuangan Yogyakarta
Kamis, 14 Maret 2019 07:50 WIB
[Yogyakarta] 12 Maret 2019. Untuk melengkapi pengetahuan tentang muatan teknis substantif kelembagaan (MTSL) bagi para peserta Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), hari ini Selasa 12 Maret 2019 peserta Latsar CPNS Golongan II Periode II di Balai Diklat Keuangan Yogyakarta mendapatkan materi ceramah MTSL dari Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Jawa Tengah dan DIY, Tavianto Nugroho.
Materi muatan teknis substantif kelembagaan tersebut sangat perlu disampaikan kepada para peserta Latsar CPNS untuk memperkenalkan tugas dan fungsi dari masing-masing unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Melalui materi tersebut peserta juga mulai diperkenalkan dengan visi Kementerian Keuangan yaitu “Kami akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad 21”.
Terkait dengan visi Kementerian Keuangan tersebut, Tavianto Nugroho menyampaikan bahwa visi tersebut sekarang sudah ada batasan waktunya. Untuk menjangkau visi tersebutdigunakan beberapa instrumen atau alat, seperti misalnyaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN bukan suatu instrumen utama, tetapi merupakan alat bantu untuk bisa menjadi penggerak utama partumbuhan ekonomi.
Di depan 120 peserta Latsar CPNS Golongan II Periode II yang semuanya berasal dari Direktorat Jenderal Pajak Tavianto mengingatkan peran yang dapat diambil nantinya oleh para peserta untuk mencapai terwujudnya visi Kementerian Keuangan.
“Pekerjaan Saudara nanti adalah mengumpulkan penerimaan negara agar dipergunakan dengan benar, dengan baik, efisien dan efektif. Seperti kita ketahui bahwa untuk mencapai visi tersebut, maka salah satu misi Kementerian Keuangan adalah mencapai tingkat kepatuhan pajak yang tinggi melalui pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat. Nah, ini nantinya akan menjadi tantangan buat Saudara untuk menerapkan misi tersebut di tingkat operasional. Kalau bicara tingkat kepatuhan yang tinggi, peluangnya masih sangat banyak. Sementara itu jika berbicara tentang pelayanan maka tantangannya adalah bagaimana membuat orang secara suka rela membayar pajak”, ungkap Tavianto.
Disela ceramahnya, untuk menggali opini peserta terhadap visi Kementerian Keuangan, Tavianto meminta kepada para peserta untuk menyampaikan pendapatnya terkait visi Kementerian Keuangan. Salah satu peserta berpendapat bahwa Kementerian Keuangan itu ibaratnya seorang ibu, yang mengelola keuangan untuk keluarganya. Salah satu peserta yang lain menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan harus mempunyai target yang bisa diukur dan bisa bersaing dengan negara lain. Sementara itu salah seorang peserta lain menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan harus dapat menjadi sebuah inspirasi untuk kementerian-kementerian lain.
Menanggapi beberapa pendapat dari para peserta tersebut, Tavianto menekankan bahwa Kementerian Keuangan harus bisa menjadi contoh dan harus berani menjadi role model terutama terkait dengan pengelolaan keuangan negara.
“Terkait visi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia makaKementerian Keuangan harus berperan sebagai primeover dalam mendorong pembangunan nasional di masa depan melalui manajemen pendapatan dan belanja negara yang pro aktif. Kementerian Keuangan harus mampu menggerakkan dan mengarahkan perekonomian negara dalam menyongsong masa depan” jelas Tavianto.
Lebih lanjut Tavianto menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang inklusif yang dimaksud dalam visi Kementerian Keuangan tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan dan pembangunan harus menghasilkan dampak yang merata. Hal tersebut akan dicapai melalui koordinasi yang solid antar pemangku kepentingan dalam pemerintahan serta melalui kebijakan fiskal yang efektif.
Di akhir ceramahnya, Tavianto berpesan tentang pentingnya memiliki skill dan kompetensi dalam pencapaian tujuan atau visi organisasi.
“Keberuntungan tidak selalu membuat seseorang menjadi hebat. Kita sering dalam filosofi spiritual meyakini bahwa berbuat baik akan membuahkan kebaikan. Namun menurut saya, tanpa skill dan kompetensi belum tentu tujuan itu bisa tercapai. Bagi Saudara yang nantinya akan bekerja di Direktorat Jenderal Pajak, Saudara butuh skill dan kompetensi yang memadai untuk melakukan kegiatan di Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka ikut mewujudkan visi Kementerian Keuangan. Jadi jangan hanya berkutat pada keberuntungan”, pesan Tavianto mengakhiri ceramahnya.
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik