home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Sibadak
SiEVI
Instagram
Youtube
Maklumat Pelayanan
Motto Pelayanan
Silpia
5 Hal Pemimpin Ideal
Balai Diklat Keuangan Palembang
Jumat, 20 Desember 2019 14:42 WIB
"Jika tiga orang (keluar) untuk bepergian, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang dari mereka sebagai ketua rombongan." (HR Abu Dawud).
Hadist di atas menandakan bahwa keberadaan seorang pemimpin itu sangatlah penting, sehingga dalam proses safar atau bepergian saja, pemimpin itu layak ada. Apalagi dalam organisasi, keberadaan seorang pemimpin (yang mumpuni) wajib adanya.
Namun kenapa akhir-akhir ini sering kita dengar bahwa negara ini krisis figur pemimpin, bertebaran dialog di televisi terkait pencarian pemimpin ideal, namun hasil dari pencarian seringkali tidak memuaskan. Bahkan salah satu media daring nasional menulis di salah satu headline nya, "Tanri Abeng: Indonesia Krisis Pemimpin, Bukan Ekonomi".
Joe Vennare Co-Founder fitt.co telah berbagi tulisan menarik di situs lifehack.org. Vennare merangkum 15 buku leadership terbaik, dan ke-15 buku itu mengkategorikan lima hal yang harus ada dalam diri pemimpin yang ideal, kelima hal tersebut sangat menarik untuk didiskusikan, yaitu Lead Yourself, Understand True Leadership, Communicate and Motivate, Keep Going, dan Be real.
Lead Yourself
Jejeran pesakitan yang berasal dari pejabat (baca: pemimpin) negara sudah jadi kabar biasa di negara kita, Komisi Pemberantasan Korupsi banjir kerjaan, apa sebab? Tidak lain dan tidak bukan, karena pejabat negara tersebut belum mampu memimpin dirinya sendiri, ditengah ketidakmampuan itu dia malah ketiban memimpin orang lain. Ditambah dengan fasilitas power atau authority yang melekat di jabatannya, makin menjadilah performa buruknya dan makin banyak orang yang terkena getahnya.
Ungkapan bahwa ?selesaikan dirimu, baru selesaikan orang lain? memanglah tepat untuk menjadi variabel pertimbangan mengangkat pemimpin.
Di salah satu situs aliflaammiim.com ada tulisan yang sangat unik terkait hal ini, berikut tulisannya :
"Saat seseorang sudah selesai urusannnya dengan dirinya sendiri, biasanya dia ikhlas dan serius dalam membantu dan tanpa motif untuk kepentingan diri sendiri lagi. " I am done with myself, what can WE do together?"
Mencari orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri itu sulit. Motif keuntungan ekonomi dan kompetisi gaya hidup kadangkala menjadi penyebab utama seseorang belum bisa menyudahi urusan dengan dirinya sendiri. Saat seperti ini, seseorang memantas-mantaskan diri untuk menjadi "sesuatu" walau sebenarnya tak pantas.
Berkaca atau bercermin adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk bisa muhasabah dengan baik. Muhasabah adalah self detection of our own impurities, kehendak dan kemampuan diri untuk mendetrksi kekurangan-kekurangan kita. Untuk apa? Untuk perbaikan diri dan untuk melihat kepantasan diri untuk posisi yang tepat dalam hidup ini.
Teringat kata kakek di kampung saat panen tembakau: "Orang itu, kalau ingin aman dan nyaman, harus lulus TK, SD, SMP dan SMA. TK adalah Tahu Kondisi, SD adalah Sadar Diri, SMP adalah Sadar Mengenai Posisi dan SMA adalah Sadar Mengenai Akibat."
Mari kita belajar dan berusaha menyelesaikan urusan dengan diri kita sendiri. Semoga setelah itu kita bisa bekerja sama menyelesaikan urusan kita bersama dan urusan orang lain. Salam, AIM?
Understand True Leadership
Setelah menguatkan diri, langkah selanjutnya adalah memahami apa itu kepemimpinan. Belajar dari kisah Umar bin Khatab r.a yang menangis ketika diangkat jadi pemimpin adalah hal yang seharusnya tertancap di setiap orang, bahwa kepemimpinan yang melahirkan kekuasaan itu amanah, bukan hanya amanah dari bawahan atau rakyatnya, akan tetapi amanah dari Tuhannya.
Kesadaran akan amanah ini akan melahirkan semangat untuk terus berbenah, terus mencari jalan terbaik di setiap tantangan yang dihadapi demi peningkatan kualitas yang dipimpinnya. Walhasil, pemimpin yang sadar bahwa Tuhan mengamanahkan hal baru kepada dirinya, tidak mungkin melakukan penyelewengan.
Communicate and Motivate
Untuk menjadi pemimpin yang ideal dibutuhkan energi untuk menginspirasi, supaya orang lain mengikuti apa yang diinginkannya. Hal ini hanya bisa dilakukan jika pemimpin itu memiliki penampilan yang menarik, dan mampu menjalin keterikatan antara pemimpin dan yang dipimpin.
Henry Mintzberg pakar manajemen menyebutkan bahwa peran manajer (baca: pemimpin) adalah Penghubung (Liaison), Penyebar Informasi (Disseminator), dan Juru Bicara (Spokesperson).
Di bagian ini, kita ilustrasikan dengan salah satu tokoh yang paling berpengaruh di dunia menurut Michael H. Hart, yaitu Nabi Muhammad SAW. Setidaknya ada tiga hal yang terkait dengan bagian communicate and motivate ini, yang pertama visi dan misi Nabi Muhammad, yang kedua dari empat sifat nabi, dan yang ketiga adalah dari tugas Nabi,
Nabi Muhammad SAW memiliki visi "memanusiakan manusia". Hal ini dapat dipahami dari ungkapan beliau: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak". Kemuliaan manusia sangat ditentukan dari akhlaknya. Dengan kata lain "akhlak" merupakan tolok ukur tinggi rendahnya keberadaan seseorang. Sedangkan misi beliau adalah "amar ma'ruf nahi mungkar" Rasulullah Saw mengajak orang-orang untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan larangan. Metoda yang digunakan Rasulullah Saw pun sangat sederhana dan mudah ditiru karena sebelum Rasulullah Saw mengatakan dan atau melakukan sesuatu, terlebih dahulu beliau yang mempraktekkannya (dakwah bi al hal), jadi tidak sulit bagi orang lain untuk mencontohnya.
Kemudian dari 4 sifat nabi, ada dua yang terkait communicate and motivate yaitu Tabligh dan Fathonah. Tabligh adalah menyampaikan atau mengajak sekaligus memberikan suatu contoh kepada orang lain untuk melakukan perbuatan yang benar dalam kehidupan.
Sedangkan fathonah artinya cerdas. Kecerdasan wajib ada pada setiap diri pemimpin. Dalam hal ini kecerdasan berkomunikasi dengan orang lain apalagi sampai memotivasi adalah sesuatu yang wajib ada dari mubaligh (pemberi pesan atu pihak yang mengkomunikasikan). Beliau SAW mengkomunikasikannya dengan dakwah bi al hal tadi, serta lemah lembut/sabar.
Kemudian terkait tugas nabi, Nabi Muhammad bertugas memberikan kabar gembira dan peringatan. Seorang pemimpin yang ideal hendaknya menjadikan bawahan atau rakyat yang dipimpinnya berubah dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, paham yang benar dan salah, mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan demi kepentingan bawahan atau rakyatnya sendiri.
Setidaknya untuk menjadi komunikator yang baik, hendaknya melakukan hal-hal seperti berikut: Humility and sincerity, tidak melanggar norma (hukum dan etika), berdasarkan aturan, memahami orang yang diajak bicara supaya pesan dapat diterima dengan mudah, dan sabar.
Keep Going
Terkadang kenyataan tidak selalu sesuai dengan apa yang direncanakan, pemimpin yang ideal memiliki daya ketekunan dan kegigihan untuk mengulang kembali semuanya sampai apa yang ditujukan tercapai.
Be real
No one can fake leadership. And, if they can, it won?t last long. Dalam sekian periode waktu, pihak yang dipimpin akan mampu melihat energi yang sebenarnya dari pemimpinnya. Apakah pemimpinnya itu memang pantas memimpin, atau tidak untuk memimpin. Terbukalah, dan diskusikanlah bersama bawahan jika memang ada sesuatu hal yang diluar jangkauan kemampuan. Acknowledging fear and vulnerability are far more valuable leadership skills than being cold or shut-off.
Itulah, lima hal yang wajib ada dari setiap pemimpin.
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik